BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Suatu strategi di pilih dari semakain banyak alternative yang telah
di analisis dan di pertimbangkan dengan teliti dan matang serta di laksanakan
dalam satu kurun waktu tertentu. Maksudnya adalah agar satu organisasi berada
pada kondisi dan posisi yang efektif dalam upaya menciptakan tujuan dan
berbagai sasaran dalam lingkungan eksternal yang sring berubah pada tingkat dan
intensitasnya yang pada kalanya tidak mungkin di perhitungkan sepenuhnya
sebelumnya. Suatu strategi per definisi berorientasi pada masa depan. Karena
orientasi demikian pemilihan strategi tertentu pada umumnya di dasarkan pada
berbagai asumsi yang berdasarkan asumsi yang di gunakan oleh para perusmus dan
penentu strategi itu dengan sepenuhnya menyadari bahwa semua peristiwa dan
faktor yang berpengaruh pada implementasi strategi dapat di pertimbangkan dan
di pehitungkan dengan tepat
Setelah perusahan merumuskan srtategi korporat, kemudian unit-unit
usaha yang berada dibawah kepemilikan korporat merumuskan strategi-strategi
bisnis, dan perusahaan yang terlibat membuat strategi fungsional, maka
selanjutnya hal yang dilakukan oleh perusahaan adalah mengimlementasikan
seluruh strategi yang telah dibuat.
Implementasi bertujuan agar strategi yang telah dibuat tidak hanya
dirumuskan dan tertulis saja tetapi ada kerja nyata sebagai bentuk dari
pengimplementasiannya.baik dalam perencanaan strategis, agar benar-benar dapat
mencapai arah yang telah ditentukan, serta orang-orang yang terlibat akan mampu bekerja dengan sukses.
Kali ini pembahasan implemntasi meliputi bagaimana perusahaan
mengelola programnya serta bagaimana menyusun anggaran, serta menciptakan
berbagai prosedur dan aturan untuk memastikan proses penerapan berjalan dengan
sukses.
Untuk menentukan apakah implementasi strategi dapat terlaksana
sebagaimana mestinya atau tidak, manajemen mutlak melakukan tiga jenis
tindakan, yaitu dengan melakukan pengawasan, membuat penilain dan menciptakan
suau sistem umpan yang sifatnya strategi pula. Dalam berbagai bahan pustaka
tentang teori manajeman, khususnya tentang fungsi – fungsi managerial, terlihat
bahwa fungsi – fungsi tersebut pada dasarnya berintikan pandangan pentingnya
perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan.
Pengawasan ini dilakun jua dengan alasan karena kita juga
mengetahui bahwa prekonomian kadang-kadang juga tidak stabil, daur hidup produk
semakin singkat, keunggulan tekologi menjadi sebentar, perubahan terjadi lebih
sering dan lain-lain, oleh sebab itu jugalah maka diperlukan sebuah pengawasan
dalam manajemen srategi.
Ada tiga hal yang akan diawasi dalam pengawasan sterategik, yaitu
pengawasan perilaku, pengawasan output dan pengawasan input.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa pengetian
implementasi ?
1.2.2 Mengapa
implementasi strategi selalu berkaitan dengan apa siapa, dan bagaimana
mengeksekusi strategi ?
1.2.3 Bagaimanakah tipe
dan struktur daur hidup organisasi ?
1.2.4 Bagaimana
keterkaitan isu sinergi dalam implementasi strategi ?
1.2.5 Bagaimana
proses-proses utama dalam pengawasan atau evaluasi strategi ?
1.2.6 Bagaimana
karakter-karakter dari evaluasi yang efektif ?
1.2.7 Apa ukuran-ukuran
yang harus diterapkan dalam evaluasi strategi ?
1.2.8 Apa peran
teknologi dalam proses pengawasan dan evaluasi ?
1.3
TUJUAN
1.3.1 Agar dapat mengetahui pengertian implementasi.
1.3.2 Agar dapat mengetahui implementasi strategi
yang kaitannya dengan apa,siapa, dan bagaimana mengeksekusi strategi.
1.3.3 Agar dapat mengetahui tipe dan struktur daur
hidup organisasi.
1.3.4 Agar dapat mengetahui keterkaitan isu sinergi
dalam implementasi strategi.
1.3.5 Agar dapat mengetahui proses-proses utama
dalam pengawasan strategi.
1.3.6 Agar dapat mengetahui karakter-karakter dari
evaluasi yang efektif.
1.3.7 Agar dapat mengetahui ukuran-ukuran yang harus
diterapkan dalam evaluasi strategi.
1.3.8 Agar
dapat mengetahui peran teknologi dalam proses pengawasan dan evaluasi.
1.4
MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui pengimplementasian rumusan strategi yang bersifat
konseptual dan harus diwujudkan pada operasi perusahaan yang bersifat action
oriented serta peran pengorganisasian dalam menyukseskan strategi yang
berkaitan dengan isu sinergi dalam implementasi strategi.
Pada
makalah ini juga bermanfaat untuk mengetahui pengawasan dan evaluasi strategi
pada perusahaan dan mengetahui proses-proses
serta karakter dari evaluasi yang efektif dalam proses pengawasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Implementasi Strategi
Pengertian yang cukup luas manajemen
strategi menunjukkan bahwa manajemen merupakan suatu sistem yang sebagai satu
kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, dan bergerak secara serentak kearah yang sama pula. Komponen
pertama adalah Perencanaan Strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari
Visi, Misi, Tujuan strategi organisasi. Sedang komponen kedua adalah
Pelaksanaan Operasional dengan unsur-unsurnya adalah sasaran atau Tujuan
Operasional, Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian,
fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan
kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik. Model
proses manajemen strategi :
1. Tahap formulasi strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi, misi, dan tujuan,
2. Tahap implementasi strategi, yaitu proses penterjemahan strategi ke dalam tindakan-tindakan.
3. Tahap evaluasi strategi , yaitu proses evaluasi apakah implementasi strategi dapat mencapai tujuan.
1. Tahap formulasi strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi, misi, dan tujuan,
2. Tahap implementasi strategi, yaitu proses penterjemahan strategi ke dalam tindakan-tindakan.
3. Tahap evaluasi strategi , yaitu proses evaluasi apakah implementasi strategi dapat mencapai tujuan.
Implementasi strategi
adalah rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengeksekusi
perencanaan strategi . artinya apa yang kita rumuskan pada strategi dan
kebijakan kita terapkan dalam berbegai program kerja, anggaran, dan
prosedur-prosedur. Rumusan strategi yang baik, tidak ada artinya bila tidak
diterapkan dalam implementasi. Begitu pula implementasi tidak akan
berkontribusi baik pada perusahaan ,jika rumusan strateginya tidak baik.
Program; aktivitas atau langkah-langkah yang disusun
secara sistematis sebagai penjabaran dari strategi. Anggaran; gambaran rinci
tentang sumber dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya. Prosedur;
sering disebut SOP, sistem dari langkah atau teknik yang berurutan tentang
bagaimana suatu pekerjaan atau tugas dikerjakan Standar Kinerja, ukuran target
bersifat kuantitatif maupun kualitatif dari program yang dilaksanakan untuk
mengetahui keberhasilan atau pencapaiannya. Hubungan antar tingkat akhir
(tujuan & sasaran) dengan alat pencapaiannya (strategi dan taktik) tidaklah
mudah. Keberadaan manajemen strategi tidak untuk mendikte tujuan, sebaliknya
tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia.
ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan dalam manajemen
strategi:
1. Efektif dan efesiensi Manajemen strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang di inginkan. Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisa strategi tidak statis melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan antara penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya taktik adalah tindakan nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada dalam pengawasannya.
2.Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa implementasi. Strategi tergantung pada kemungkinan dan taktik yang potensial. Keputusan strategi harus dapat mencapai tujuannya. Aturan dalam manajemen strategi persaingan :
Ø Proses
berfikir yang mendahului tindakan
Ø Pengetahuan
mengenai jumlah merupkan kunci penting.
Ø Menejemen
strategi tindakan yang dilakukan dengan cepat akan mendominasi yang lambat.
Ø Kemenangan
harus menunjukkan nilai dari tujuan
Ø Menyerang
hanya terhadap yang dapat diserang.
Ø Bertahan
adalah bentuk terkuat dari persaingan
Ø Superioritas
dalam faktor persaingan yang mendasar adalah segalanya.
Ø Tidak
terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang sebenarnya.
Ø Menajemen
strategi membutuhkan pengembangan kekuatan yang unik.
3.Pertumbuhan dan
Struktur Organisasi Tahap implementasi
strategi memerlukan pertimbangan dalam penyusunan struktur organisasi, karena
keselarasan struktur dengan strategi merupakan satu hal yang penting untuk
tercapainya implementasi strategi. Pertumbuhan organisasi terjadi kala skala
organisasi berkembang. Pertumbuhan yang terjadi bisa vertical dan bisa juga
horizontal. Pertumbuhan organisasi menghasilkan berbagai bentuk struktur
organisasi seperti stuktur fungsional, divisional geografis, organisasi unit
bisnis, organisasi matrik dan struktur organisasi horizontal.
4.Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi Budaya organisasi sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan
dikembangkan oleh individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi, yang
diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan dan diturunkan kepada
setiap anggota baru. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pedoman bagi setiap
anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi tersebut, dan dapat
dianggap sebagai ciri khas yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi
lainnya yang ada dan sejenis maupun tidak sejenis.
Untuk memulai proses implementasi para
perencana strategi perlu mempertanyakan hal berikut :
1.
SIAPA yang akan
menjalankan perencanaan strategi (yang mengimplementasikannya)
2.
APA yang harus
dilakukan untuk mencapai arah yang telah ditentukan, dan .
3.
BAGAIMANA
orang-orang yang terlibat bisa bekerja dengan sukses.
2.2
Mengapa implementasi strategi selalu
berkaitan dengan apa siapa, dan bagaimana mengeksekusi strategi ?
2.2.1 Siapa yang
mengimplementasikan ?
Tentang
siapa yang akan mengimplementasikan strategi yang sudah dirumuskan biasanya
tergantung skala organisasi dan bagaimana struktur yang ada .namun , secara
umum implementasi sebagian besar dilakukan oleh para manajer dan supervisor.
Dulu saat pengetahuan tidak semudah sekarang pemerolehannya, seakan-akan
manajemen puncaklah yang paling tahu urusan strategi. Kini, walaupun mungkin
dari segi banyaknya waktu, keterlibatan para manajer menengah tidak sebanyak
manajemen puncak, keterlibatan mereka dalam perumusan strategi bisa cukup
signifikan memang para manajer dan supervisor inilah yang menerjemahkan apa
yang sudah ada pada rumusan strategi (yang dibuat oleh para perencana
strategis; para menejemen puncak, dan manajer umum), untuk diimplementasikan
dilapangan. Meskipun demikian, sebaiknya, ini bukan berarti komitmen dari
manajemen puncak tidak diperlukan. Pada sebagian mengenai pentingnya eksekusi
dibawah, kita akan membahas lebih jauh mengenai perlunya dukungan puncak bila
eksekusi strategi ingin berhasil.
2.2.2 Apa Yang Akan Dilakukan?
Untuk mengimplementasikan strategi,
perusahaan memerlukan rumusan program, anggaran yang akan membiayayi
pelaksanaan program, dan prosedur untuk memastikan program berjalam seperti
yang diharapkan.
a. Program
Pertama program harus terkait dengan rumusan
strategi yang sudah dibuat. Kemudian sedapat mungkin bersifat action-oriented.
Karena itu, didalam dokumen program kerja dianjurkan menuliskan item programnya
dengan kata kerja. Rumusan strategi pengimplementasiannya dengan “mengunjungi”.
Karena “mengunjungi” merupakan rencan tindak (action-plan) bagi si manajer.
Dalam formulir rencana kerja rumusannya menggunakan
rencana kerja serta indikator pencapaian dari rencana tindak atau out come yang
ingin dicapai dinyatakan dalam bentuk kuantitatif serta menyatakan hasil yang
diharapkan. Dalam banyak format juga menyertakan anggaran yang diperlukan serta
pihak yang bertanggung jawab atas pencapaian program. Dengan seperti ini pihak
yang menyelenggarakan bisa mengukur sendiri pencapaiannya dan hal ini juga
dapat memudahkan para atasan menajer memantau proses pencapaian rencana
aksinya.
b.
Penganggaran
Anggaran adalah sebuah program dalam bentuk uang dan
sering kali disebut juga sebagai darahnya program. Strategi tidak berjalan
dengan baik karena anggaran yang ditetapakn tidak dapat direalisasikan.
Biasanya terjadi karena : pertama, dalam menyusun program, manajer tidak
realistis dengan situasi perusahaannya. Kedua, karena perencanaan arus kas
perusahaan meleset dari dugaan sebelumnya sehingga program kerja tertentu yang
memerlukan pendanaan juga harus digeser pelaksanaannya.
Untuk membuat srategi bisnis efektif, maka ia hatrus
ditopng oleh penganggaran yang baik pula. Karena, strategi adalah keputusan
strategic perusahaan tentang bagaimana cara kita mencapai apa yang menjadi
sasaran. Dari sisi pengaanggaran, bagaimana keakuratan serta kecepatan memprediksi
menjadi penting dlam hal ini. Manfaat dari pengintegrasian antara lain:
1.
Dengan
pengintegrasian, visi, target, serta pengeksekusian strategi terjadi secara
menyeluruh, tidak terpisah-pisah
2.
Respon yang
lebih cepat terhadap situsi pasar dan bisnis, dan lebih akurat dalam membuat
perkiraan, termasuk proyeksi pemasukan.
3.
Sasaran ukuran
atas kinerja menjadi lebih jelas.
4.
Dalam melakukan
analisis, karena didukung oleh data yang falid dan akurat, analisisnya juga
menjadi lebih akurat.
5.
Memberikan
wawasan bagi setiap level dan bagian yang melaksanakan implementasi strategic,
terutama untuk hal-hal yang terkait dengan faktor-faktor yang berkontribusi
atas biaya dan pendapatyan.
6.
Tingkat sukses
yang tinggi dalam pemenuhan sasaran strategic karana secara tepat waktu memonitor
kinerja, mengambil tindakan, dan mempersiapkan masa depan.
Jika perusahaan
memanfaatkan yang seperti diatas, secara manual sudahtidak sesuai lagi atau
kurang memadai. Maka perusahaan harus didukung oleh perangkat teknologi serta
sistem yang lebih canggih. Dengan ini, memungkinkan perencanaan dan anggaran
setiap level, dari yang atas hingga ke bawah bisa saling difahami oleh setiap
depertemen, serta bisa saling beradaptasi dan berkoordinasi atas anggaran
rencana dan anggaran yang dibuat.
c.
Prosedur
Dalam banyak kasus, pembuatan prosedur ini tidaklah
selalu dibuat setelah progam kerja dan anggaran diselesaikan, karena prosedur
sebelumnya bisa saja sudah ada. Prosedur ini adalah urutan-urutan aktifitas
yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan sebuah bagian pekerjaan dalam
program. Dengan adanya prosedur, maka kita dapat menjamin sebuah pekerjaan
dapat diselesaikan dengan baik, dan hasilnya sesuai dengan harapan.
Pembuatan prosedur ini membutuhkan pemahaman yang
baik atas proses kerja atau bisnis satu aktifitas atau kelompok aktivitas.
Dengan inilah organisasi lebih menyukai mereka yang berpengalaman dalam satu
bidang karena umumnya lebih bisa menggambarkan dengan baik bagaimana
urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan.
Kendala yang sering terjadi dalam penerapan prosedur
adalah , prosedur hanya mumncul diatas kertas saja tanpa komitmen
menjalankannya dengan baik. Untuk ini manajemen harus menjalankan proses audit
yang mencoba melihat sejauh mana karyawan di satu bagian menjalankan prosedur
yang sudah ada. Audit ini penting bukan saja untuk memastikan apa yang suadah
dituliskan dalam prosedur dilaksanakan, tapi juga bisa menjadi bagian dari
evaluasi, apakah sebuah prosedur sudah optimum mengarahkan pekrjaan tertentu.
2.2.3 Bagaimana Strategi Diimplementasikan:
Pengorganisasian
Agar
semua pekerjaan dalam implementasi dapat berjalan mulus, perusahaan perlu
mengorganisasi semuanya dengan tepat. Menurut Chadler, “ Structure Should
Follow Strategi ”
(struktur mengikuti strategi), Strategi yang tentu
masuk akal. Bentuk perusahaan seharusnya ditentukan dengan hakikat strategi
yang dirumuskan. Jadi kalau perusahaan memilih strategi difersifikasi, atau
integrasi, maka struktur organisasi juga harus turut menyesuaikan.
1.
Kemampuan
merespon dari organisasi.
Pembahasan bentuk organisasi terkait dengan
pengimplementasian strategi, kerap juga dihubungkan dengan kemampuan organisasi
untuk merespon berbagai perubahan lingkunagan. Ansoff (1990), mengusulkan bahwa
kemampuan merespons penting untuk kesuksesan sebuah strategi. Menurutnya ada
empet tipe utama dari respon yang dapat melayani berbagai tujuan yang berbeda
dari orbganisasi. Antara lain:
a.
Operational
Responsiveness. Disini fokus organisasi adalah bagai mana meminimalkan biaya
operasi dalam perusahaan.
b.
Competitive
Responsiveness. Yang mengoptimalkan kemampulabaan perusahaan.
c.
Innovative
Responsiveness. Yang mengembangkan potensi untuk dapat memperoleh laba dalam
jangka pendek.
d.
Increpreneurie
Responsiveness. Ynag mengembangkan potensi kemampu labaan dalam jangka panjang.
Untuk Operational Responsiveness dan
Competitive Responsiveness, struktur organisasi yang diciptakan terkait dengan
spesialisasi pekerjaan, pembagian kerja, skala ekonomis, serta keputusan untuk untuk
melakukan santdardisasi.
Sedangkan untuk Innovative
Responsiveness, perusahaan dapat mengoptimalakn pengembangan produ baru dan
strategi pemasaran dari unit-unit bisnisnya.
Untuk Increpreneurie Responsiveness,
Ansoff menganggap struktur harus ada pada kantor korporat (misalnya, kantor
perusahaan holding).
2.3
Tipe Struktur dan daur hidup organisasi
Bentuk lazim dari
struktur organisasi sangat tergantung dengan tahapan perkembangannnya itu
sendiri yang menurut (Wheelen &Hunger, 2008) tahapan itu terdiri dari :
Tahapan 1 Struktur Sederhana
Saat organisasi masih sederhana sekali,
dengan jumlah karyawan sedikit, ia butuh struktur yang sederhana.
Tahapan II Struktur fungsional
Mungkin organisasi sudah sedikit besar, dengan
aktivitas yang mulai beragam, tahapan ini membutuhkan structural fungsional .
biasanya fungsi yang umum adalah pemasaran, keuangan ,operasi, dan sumber daya
manusia.
Tahapan III Struktur Divisi
Perusahaan telah memiliki beberapa unit
yang dibagi berdasarkan divisi-divisi tertentu. Untuk ini perusahaan butuh
struktur oeganisasi .pada tahap tertentu, unit-unit ini berubah menjadi
strategi bisnis unit.(SBU)
Tahapan IV Beyond SBU
Saat situasi menjadi tidak menentu
seperti urusan SBU menjadi lebih kompleks dari sebelumnya dan situasi linkungan
sulit diprediksi, maka struktur organisasi yang dibutuhkan lebih dari sekedar
divisional.
Bentuk-bentuk diatas , karena berbicara
tentang tahap-tahap perkembangan organisasi juga kadang-kadang dikaitka dengan
daur hidup organisasi. Setiap siklus hidup dan tahapan perkembangan organisasi
memiliki isu-isu strategi dan bentuk struktur organisasi yang berbeda.
Rancangan Pekerjaan untuk Mengantisipasi
Strategi
Saat
perusahaan merancang berbagai struktur oeganisasi yang sesuai, perusahaan juga
merancang pekerjaan yang tepat. Ini untuk memastikan strategi dapat
dilaksanakan dengan baik. Rancangan pekerjaaan adalah studi mengenai pekerjaan
individu dalam rangka membuatnya lebih relevan bagi perusahaan dan si individu
itu sendiri. Beberapa metodenya adalah :
Ø Job Enlargement, mengombinasikan pekerjaan-pekerjaan
sejenis bagi karyawan untu dikerjakan sekaligus.
Ø Job Enrichment, menambah pekerjaan dan tanggung
jawab serta otonomi atas seorang karyawan dari yang biasa didapatkan.
Ø Job Rotation, menggilir beberapa pekerjaan berbeda
bagi seorang karyawan untuk variasi dan tambahan wawasan dan keterampilan.
2.4 Isu Strategi
dalam Implementasi Strategi
Dalam
aspek implementasi, pembahasan sinergi menjadi relevan kembali.apapun yan kita
terapkan berkaitan dengan manfaat
sinergi yang berpotensi terjadi, baik antar bagian fungsional yang ada dalam
unit bisnis, maupun antar divisi dalam bisnis yang ada. Sinergi dapat diraih
dengan langkah-langkah berikut :
1.
Saling berbagi
pengetahuan dan cara bekerja hal ini dapat meningkatkan keterampilan atau core
competence.
2.
Saling berkoordinasi
dalam strategi, sehingga tidak ada tumpang tindih , persaingan yang tidak perlu
dan lain-lain.
3.
Saling berbagi
sumber daya berwujud, mengombinasikan berbagai bagian terkait dapat menghemat
uang, misalnya merangkap penggunaan sumber daya, fasilitas, dan lain-lain.
Tantangan Mengimplementasikan Strategi
Implementasi
seringkali tidak mudah, bahkan lebih sulit daripada merumuskan strategi itu
sendiri . ada beberapa hal isu penting yang harus diantisipasi dalam menentukan
keberhasilan implementasi strategi. Berbagai tantangan dari pelaksanaan
eksekusi atau implementasi adalah sebagai berikut (Hrebeniak,2006) :
1.
Ketidakmampuan
mengelola perubahan untuk mengatasi resistensi internal untuk berubah.
2.
Mencoba
mengeksekusi strategi yang bertentangan dengan struktur kekuasaan.
3.
Ketidakjelasan
komunikasi dengan tanggung jawab.
4.
Strategi yang
buruk atau tidak jelas.
5.
Kurangnya
ownership dari rencana eksekusi
6.
Kurangnya sumber
daya keuangan dalam mendukung pengimplementasian strategi.
7.
Kurangnya
dukungan dari manajemen puncak untuk pengeksekusian strategi.
2.5 Proses
utama Evaluasi Strategi
Seperti juga pengawasan pada umumnya, menyebabkan proses evaluasi
dan control strategi dimulai dari menentukan apa yang harus diukur, menetapakan
standart kinerja, melakukan pengukurn , dan bila tidak sesauai dengan harapan,
kita melakukan tondakan koreksi.
1.
Menentukan apa
yang harus diukur
Di masa-masa awal pengembangan ilmu manajemen, perusahan lebih
sering memberikan perhatian terhadap analisis keuangan saja. Hal ini cukup
banyak kelemahanya karena itu semua berdasarkan analisis masalalu. Dari proses
pengimplementasi strategi, mana yang dilakukan harus dievaluasi. Fokousnya
harus pada elemen-elememen yang paling signifikan sesuatu yang paling banyak
perananya dalam pengeluaran atau masalah-masalah lain dari kinerja. Secara
tradisional banyak perusahaan beranggapan bahwa mengevaluasi strategi hanyalah
sekedar menilai bagaimana kinerja perusahaan. Dan banyak yang beranggapan jika
indikator-indikator diatas cukup memuaskan, berarti strategi berjalan bagaimana
semestinya. Namun, cara-cara semacam ini kadang-kadang membuat kita leading.
Karena kita tahu, strategi perusahaan berfokus bukan saja untuk jangka pendek,
namun juga jangka panjang,cara-cara lama, yang hanya mengandalakan analisis kinerja
keuangan kini tidak cukup lagi. Analisis rasio, return on capital employet,
earning persharee dan lain-lain implementasi tetap dilakukan, tapi kita
tambakan dengan melakukan analisis lain seperti aspek pelanggan, aspek
stakeholder, aspek SDM. Standar biasanya mengukur apa hasil-hasil kinerja yang
bisa diterima. Dalam penetapan standart ini, biasanya termasuk juga dan
menetapakan rentang toleransi dimana defiasi dapat diterima.
2.
Melakukan Pengukuran Atas Kinerja Aktual
Mengukuran harus dilakukan pada waktu yang telah ditentukn terlebih
dahulu. Misalnya setiap tiga bulan sekali dilaksanakan pengadaan rapat.
Dorongan akan dirasakan pada rapat-rapat evaluasi itu dimana biasanya para
menager dalam situasi formal akan terdorong untuk menyajikan yang terbaik, sehingga
menjalankan aktivitasya yabg terbaik pula
3.
Membandingkan
Kinerja Aktual Dengan Standart Yang dibuat
Jika kinerja actual berada di luar toleransi, maka tindakan yang
diambil untuk mengoreksi defisiasi tersebut hal-hal berikut harus menjadi
pegangan yaitu:
a.
Apakah deviasi
yang terjadi hanya sekedar fluktuasi saja.?
b.
apakah proses yang sedang dijalankan memang
tidak tepat ?
c.
Apakah proses
yang dilakukan sesuai dengan pencapaian dengan standart yang telah ditetapkan?
Tindakan koreksi yang dibuat diharapakan tidak hanya sekedar
memperbaiki atau mengoreksi penyimpangan, tapi yang paling penting lagi adalah
agar kesalahan itu tidak akan terulang lagi.
2.6 Karakter Dari Evaluasi Strategi yang Efektif
Ada beberapa karakter yang
membuat evaluasi strategi kita menjadi efektif. Bagian berikut membahas tiga
karakter utma agar aktifitas evaluasi tidak berlangsung dengn siasia, yaitu :
1.
Ekonomikal,
dalam evaluasi, aspek yang kita perlukan adalah informasi atas
kinerja yang indikatornya sudah di terapkan terlebihdahulu. Bila informasinya
lengkap akan semakin baik tapi itu bukan berarti lantas informasi harus “
sebanyak – banyaknya”. Kalau kita mengkontrol segala sesuatunya ( termasuk yang
tidak penting ), mungkin hal tersebut malah kan mengganggu organisasi karena
setiap orang akhirnya kerjanya akan mengontrol.
2.
Aspek
yang bermakna. Karakter ke dua
ini masih berubungan dengan karakter yang pertama. Tindakan evaluasi yang kita
lakukan, harussesuai dengan tujuan yang kita tetapkan sebelunya. Karena itulah
penentuan prioritas, kreteria dalam penilaian, pembobotan yang akurat
menjadipenting dalam evaluasi kinerja.
3.
Tepat
waktu, evaluasi yang di lakukan selayaknya
tepat waktunya karena itu perusahaan dalam situasi persaingan bisnis sekarang
harus memanfaatkan hubungan teknologi informasi. Berbagai persoaalan yang
terkait dengan kemuhtahiran informasi untuk pengawasan kini bisa di pecahkan
dengan dukungan teknologi.
Pengawasan Utama : Kinerja Keungan.
Dalam banyak literature evaluasi kinerja, pengawaasan dengan memenfaaatkan
informasi keuangan utama di sebut dengan istilah teradisional. Karena
penerapannya sudah berlangsung lama dan higga kinai masih di lakukan. Meskipun
disebut – sebut dengan tradisional, tentu saja bukan berarti nalisis – analisin
sederhana ini menjadi tidak penting. Analisis – analisis ini tetap di perlukan
karena semua informasi yang ada di laporan keuangan. Tetap merupakan sumber
informasi penting.
2.7 Pengukuran yang harus diterapkan dalam pengawasan strategi
Model – model Pengukuran Kontemporer
Konsep – konsep pengukuran dengan bisis keuangan terus di
kembangkan oleh para pakar manajemen strategi, arahnya adalah begai mana para
pengambil keputusan strategi, memilki gambaran yang menyeluruh atas kinerja
strategi perusahaan.
1. Balanced Scorecard : Pengukuran yang Mendorong Kinerja
Konsep
balanced scorecard (BSC) dari Robert S. Kaplan seorang professor di Harvard
buissinuss school dan David P. Norton seorang konsultan manajemen hadir untuk
mengantisipasi kekurangan yang di miliki oleh analisis financial alam mengukur
kinerja sebuah perusahaan. Selain memberikan kerangka yang konferhensif untuk
menerjemahkan visi dan msi perusahaan. Selaian memberikan kerangka yang
konferhensif untuk menerjemahkan visi dan misi perusahaan ukuran – ukuran yang
ada pada BSC memberikan gambaran yang menyeluruh pada aspek – aspek penting
lainnya yakn pelanggan, proses bisnis dan SDM. Kaplan dan Norton menyebutkan
bahwa BSC bisa berfungsi sebagai dashboard atas kinerja perusahaan sehingga
manajeman dengn mudah memantau.
Gagasan
BSC pertama kali muncul pada sekitar awat 1992, saat Kaplan dan Norton menulis
artikel yang mereka sebut dengan Balance Scorecard : measures that drives
performance di Harvard business review, artikrl ini perisaikan gagasan segar
tentang bagai mana perusahaan mengukur kinerja organisasinya. Umumnya
perusahaan hanya mengandalkan pengukuran krja financial seperti pengembalian
atas investasi atau pendapatan persahan. Kaplan dan Norton merasa bahwa cara
mengukur seperti ini memang baik namun beum cukup. Terutama aspek oprasionalnya
sulit terihat. Dengan lengkapnya aspek yang di ukur, manajemen perusahaan bisa
berharap dapat berpengaruh pada perilaku manajer dan karyawan serta
keseluruhan. Bagi kedua orang ini mengandalkan ukuran ukuran financial saja
hanya cocok pada masa dulu era industrial. Kini, era Sembilan puluhan dan
melenium baru, kita harus juga mengandalkan ukuran untuk kecakapan dan
kompetensi perusahaan dan mencoba membuat mahir. Jadi Balance scorcecard adala
serangkaian pengukuran yang memberikan manajeen yang cepat tapi juga
komprehensif tentang bisnis.sisi financial tidak di hilangkan tetapi di
tambahkan dengan pengukuran operasi pada kepusan pelanggan, proses internal dan
aktifits inovasi, serta pengembangan organisasi.
Persepektif
financial
|
|
Tujuan
|
Mengukur
|
·
Bertahan
·
Sukses
·
Makmur
|
·
arus kas
pertumbuhan pernjualan dan pendapatan operasi devisi
·
meningkatkan pangsa pasar dan ROCE
|
Bagaimana
kita dilihat
oleh pemegng
saham
bagaimana dalam hal apa
pelanggan
kita harus unggul ?
melihat
kita ?
Presepektif pelanggan
|
|
Presepektif inovasi dan pembelajaran
|
||
Tujuan
|
Mengukur
|
|
Tujuan
|
Mengukur
|
·
produk baru
·
pasokan yang
responsive
·
kemitraan
dengan pelanggan
|
·
Persentase
penjualan dari produk baru
·
Penyerahan yang
tepat waktu
·
Jumlah upaya
kerja sama
|
|
· Keunggulan teknologi
· Focus produk
· Waktu hadir di pasar
|
· Waktu untuk mengembangkan generasi berikutnya
· Persentase produk yang setara 80% penjualan
· Peluncuran produk baru di bandingkan pesaing
|
Persepektif
bisnis internal
|
|
Tujuan
|
Mengukur
|
·
Kemampuan
teknologi
·
Keunggulan
manufaktur
·
Peluncuran
produk baru
|
·
Kecanggihan
manufaktur di bandingkan pesaing
·
Siklus waktu
biaya unit
·
Peluncuran
actual di bandngkan rencana
|
Apakah
kita bisa menciptakan nilai secara berkesinambungan ?
a.
Persepektif
pelanggan ; bagaimana pelanggan meliat kita ?
Persepektif ini di anggap yang paling penting, karena kepuasan
peanggan adalah awal dari bisa bertahannya perusahaan. Empat kata gori yang
penting dalam persepektif ini adalah waktu, mutu, kinerja dan layanan, serta
biaya. Waktu lead time, di ukur mulai dari perusahaan menerima pesanan hingga
saat produk yang di pesan di serahkan. Mutu berbicara tentang tingkat kesalahan
atau barang salah satu produk yang di hasilkan dan di ukur oleh konsumen.
Manajer harus dapat merumuskan dengan baik, ukuran separti apa yang mereka
kenakan seperti aspek – aspek di atas.
b.
Persepektif
bisnis internal
Kalau perusahaan ingin ada jaminan kepuasan pelanggan. Maka manajer
harus memulainya dari urusan internal. Prosesyang terjadi dalam keseluruhan
yang membuat perusahan berasil memenuhi haapan pelanggan. Meskipun demikian
selalu ada aspek aspek kritikal yang mempengaruhi kepuasan pelanggan harus
mendapatkan perhatian lebih dari manajer. Inilah persepektif bisnis internal
yang di maksud Kaplan dan Norton. Perusahaan harus mengidentifikasi dan
menetukan kopetensiinti perusahaan dan teknologi yang menjamin kepuasan
pelanggan.
c.
Persepektif
inofasi dan pembelajaran
Perusahhan
harus menyadari berbaga ukuran yang di buat untuk persepektif bisnis internal
harus selalu dinamis. Kondisi ersaingan dan tuntutan pelanggan akan membuat
target – target yang di tetapkan harus selalu berubah dan di tingkatkan.
Perusahaan di tuntut untuk terus menggembangkan dan meningktkan beragai
kinerja.
Persepektifini
berbicara tenang kemampuan perusahaan untuk berinovasi. Degan inofasi seperti
ukuran seberapa cepat perusahaan mengembangkan tawaran produk baru proseskerja
secara internal juga harus di kembangkan hal – hal yang baru maka aspek
pembelajaran sangan erat kaitannya.
d.
Persepektif
financial
Persepektif financial adalah ukuran yang relative sudah cukup lama
di kenal oleh perusahaan – perusahaan. Pada dasarnya kinerja pemasaran
memberikan indikasi perumusan berkontribusi peningkatan laba yang di peroleh.
Seerti pada umumnya kinerja perusahaan terkait pada kemampulabaan, pertumbuhan,
dan nilai memegang saham. Dari sekian banyak keunggulan pengukuran financial,
salah satu yang di kritik oleh belance scorecard adalah biasanya ukuran yang
ada fokusnya ke masa lalu. Dengan demikian kurang mampu untuk merefleksikan
penciptaan nilai untuk di masa depan. Dengan balance scorcerd di harapkan
perusahaan dapat mengkaitkat tiga persepektif sebelumnya, yaitu persepektif
keuasan pelanggan, persepektif bisnis internal, persepektif inofasi dan
pembelajaran dengan kinerja financial.seharusnya tidak ada kesenjangan atara
strategi yang di jalankan dengan kinerja keuangan dan kinerja dari tiga
persepektif sebelmnya. Dengan persepektif financial, aspek lin yang di anjurkan
adalah keterlibatan manajeman puncak. Kadang – kadang dalam mengukur kinerja
keuangan tradisional, urusannya hanya di lakukan oleh manajer fungsional.
2.
Strategi Map ;
Mengukur Aset Intengible dan Bagaimana Perusahaan Mencipakan Nilai
Setelah banyak
di kenal dengan konsep balance scorecard kapnal dan Norton terus
mengembangkan model BCS tersebut. Salah
satu bentuk pengembangannya adalah konsep strategi map. Pada konsep baru ini,
kapnal dan Norton ingin menunjuhkan bagaimana sebab dan akibat penggunaan
strategi perusahaan. Yang khas pada strategi map adalah, kedua ahli ini
menawarkanpendekatan untuk juga mengukur asset – asset intangible yang penting
dari perusahaan, human kapital, organisasional capital dan teknologi capital
ini adalah gambar asset nirwujud memang semakin tinggi peranannya dalam
kesuksesan perusahaan.
3.
Economi Value
added (EVA) dan Market Value Added ( MVA )
Kosep ini di kembangkan oleh steward dan CO, sebuah perusahaan
konsultan manajemen. Kehadirannya di dasari oleh pertimbangan bahwa perusahaan
perlu ukuran dan alat ukur yang memadai untuk melihat bagaimana perusahaan
menciptkan dan memaksimalkan nilai. Perusahaan ini merasa bagai mana perusahaan
mengukur dan menginterpretasikan kinerja perusahaan berdasarkan kinerja keuanggan,
seperti laba dan margin laba. Pendapatan persaham, dan penilaian sejenis
memiliki kekurangan kekurangan itu terkait dengan ;
a.
Infestasi
berlebihan, pengukuran berdasarkan laba dan margin seringkli membuat perusahaan
mengeluarkan infestasi secara berlebihan dan mendorong untuk melkukan integrasi
vertical dan sterateginya.
b.
Produksi
berlebihan, pengukuran teradisional yang terkait dengan biaya perunit,
penggunaan biaya dan pendapatan membuat orang berproduksi secara berlebihan,
terutama pada saat – saat akir priode satu tahun atau kuartalan.
c.
Services
economy, alat ukur keuangan tradisonal, hanya berdasarkan bisnis model
tradisional, yang tidak mengikuti perubahan ingkungan bisnis. Bisnis model kini
sering berdasarkan pelayanan, alih daya, kemitraan dan berbagai cara inovatif
lain dalam melakukan bisnis.
d.
Keputusan
bisnis yang salah, alat ukur keuangan teradisional kurang cocok untuk keputusan
bisnis yang membedakan antara margin laba dan penggunaan modal. Ini juga
mengabaukan ivestasi pemegang sahan dalam bisnis.
Denga dasar
inilah sejak tahun 1990 – an konsep EVA terus di kembangkan oleh stern Steward
dan Co. EVA adalah alat ukur yang memungkinkan manajer melihat apakah mereka
mendapatkan pengembalian yang layak bila pengembalian lebih rendah dari yang seharusnya
di harapkan untuk investasi yang resikonya sama, maka EVA akan bernilai negatif
dan itu artinya perusahaan akan berhadapan denga hilangnya modal atau nilai
saham yang rendah. Jadi EVA di gunakan untuk mengukur laba yang kurang dat\ri
biaya modal yang di manfaatkan. Jadi rumus untuk mencari nilai EVA adalah,
EVA = ( Rate of
Return – cost of Capital ) x Capital
Cara menghitung
seperti ini di anggap dapat memberikan pengukuran yang membuet manager bisa
berupaya meningkatkan value dari aktifitas strategi perusahaan dengan terus
meningkatkan nilai EVA perusahaan. Itu dapat di lakukan dengan cara ;
1.
Meningkatkan
pengembalian atas modal yang sedang di gunakan. Ini bisa di lakukan dengan
meningkatkan harga atau margin, value yang lebih banyak atau biaya yang lebih
rendah.
2.
Pertumbuhan
yang menguntungkan. Ini bisa di lakukan melalui investasi modal aka nada laba
yang meningkatkan dan biaya tambahan modalnya sesuai.
3.
Memenuhi
pemasukan, ini dapat di lakukan melalui resionalisasi, likuidasi atau indakan
mengurangi invests dalam operasi yang tidak menghasilkan pengembalian lebih
rendah dari biaya modal.
4.
Mengoptimalkan
biaya modal, ini dapat di lalui melalui pengurangan biaya modal, tapi tetap
menjaga fleksibelitas yang di perlukan untik mendukung strategi bisnis melalui
penggunaan yang hati – hati pada utang, pengelolaan resiko dan berbagai produk
keuangan lain.
Pada perkembangannya kini EVA tidak menjadi alat ukur keuangan saja
tetapi juga sudah menjadi pengukuran sistem perusahaan secara keseluruhan.
2.8 Peran Teknologi dalam penerapan evaluasi strategi
Pemanfaatan Teknologi
Pemanfaatan teknologi bukan hal yang baru
dalam pengukuran kinerja perusahaan. Apa lagi perusahaan banyak mengunakan
aplikasi teknologi analisis kinerjanya sebagai sebuah keunggulan, karena sistem
analisis yang digunakan memungkinkan perusahaan melakukan pengembangan pada
perusahaan. Thomas Davenport dan Jeane Harris (Competing On Analytic,2007),
menjelaskan keunggulan berdasarkan analisis, terutama analisis kinerja. Kedua
penuis ini menbeberkan bukti-bukti yang berkaitan dengan kinerja rganisasi.
Banyak perusahaan dari berbagai industry yang memanfaatkannya terutama
perusahaan yang berbasis online.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa
implementasi strategi adalah sebuah wujud dari rumusan strategi. Implementasi
strategi berkaitan dengan Siapa yang
mengimplementasikan strategi yang sudah dirumuskan? yang disini adalah
sebagaian besar dilakukan para manajer dan supervisor. Apa yang akan dilakukan? seperti halnya merumuskan program yang
dalam rumyusan program ini di dalamnya juga secara tidak langsung menentukan
anggaran, serta bagaimana prosedur dalam menjalankan strateginya. Dan yang
terakhir Bagaimana strategi
diimplementasikan? yaitu dengan cara menggorganisasikan semuanya dengan tepat. Dalam
implemantasi strategi sinergi juga sangat diperlukan, sinergi dapat terwujud
dengan cara saling berbagi pengetahuan dan cara bekerja, saling berkoordinasi
dalam strategi, saling berbagi sumber daya terwujud.
Pengawasan
dan evaluasi strategi juga sangat membantu, karena dengan pengawasan dan
evaluasi akan membantu dalam proses implementasi strategi agar sesuai dengan
rumusan strategi yang telah dirumuskan, proses utama evaluasi strategi adalah?
Menentukan apa yang harus diukur, melakukan penggukuran atas kinerja aktual
serta membandingkan kinerja aktual dengan standart yang telah dibuat. Ada tiga
krakter utama agar suatu evaluasi tidak berlangsung sia-sia yaitu economical,aspek yang bermakna, dan
tepat waktu. Pengawasan utama adalah kinerja keuangan . beberapa model
pengukuran kontemporer bisa menggunakan pengukuran yang mendorong kierja dimana
hal ini meliputi prespektif pelanggan, prespektif bisnis internal, prespektif
inovasi dan pembelajaran, serta prespektif financial. Ada juga model dengan
strategi map, dan ada juga modeln economic value added(MVA) dan market value
added(MVA).
3.2 Saran
Setiap perusahaan maupun organisasi
yang pastilah memliliki rencana atau strategi yang bersifat jangka pendek
maupun jangka panjang. Oleh karena itu dengan adanya strategi tersebut sudah
sepantasnya perusahaan harus mengimplementasikannya sesuai dengan strategi yang
telah dibuat, agar semua yang telah direncanakan dalam strategi tersebut bisa
dilaksanakan dengan lancar dan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Jika
pengimplementasian sudah dilaksanakan hal yang perlu juga dilaksanakan adalah
pengawasan yang bersifat menyeluruh dari mulai internal perusahaan sampai
dengan eksternal perusahaan, hal itu ditujukan agar dalam pengimplementasian
strategi dapat berjalan lancar tidak melenceng dari rencana dan bisa mencapai
tujuan yang diharapkan. Jadi fungsi pengimplementasian dan pengawasan sangat
penting dan harus dilakukan setiap perusahaan maupun organisasi
Daftar Pustaka
Amir Taufiq. 2011. Manajemen Strategik ” Konsep
dan Aplikasi”. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Sule
Erni Tisnawati & Saefullah Kurniawan. 2008. “Pengantar Manajemen”. Jakarta. Prenada Media Group
Bateman
T.S., Snell S.A. (2008). Manajemen, Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia
yang Kompetitif. Edisi 7. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar