BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perusahaan maupun organisasi sudah pasti akan
melakukan strategi-strategi yang mana hal itu dilaksanakan dalam berbagai
tingkatan ataupun level yang sering dikenal ada tiga macam tingkatan strategi
yaitu strategi level korporat, level bisnis, dan level fungsional. Yang mana
ketiga tingkatan strategi tersebut mempunyai tujuan dan arah strategi
sendiri-sendiri dan tentunya berbeda namun ada saling keterkaitan didalamnya.
Setiap strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan haruslah menjadi sebuah
kekuatan kunci , kapabilitas kunci, kompetensi yang membedakan kita dengan
organisasi yang lain. Tentu saja dalam hal ini artinya adalah organisasi kita
harus lebih unggul. Dan dengan strategi ini diharapkan agar sebuah organisasi
ataupun perusahaan dapat mencipatakan kompetensi yang unggul dalam bidangnya.
Dengan penulisan makalah ini saya ingin membahas
bagaimana saja tingkatan atau level strategi tersebut, tetapi saya akan fokus
kepada strategi level bisnis dan level fungsional karena level korporat sudah
dibahas dalam makalah sebelumnya.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa Pengetian strategi level bisnis dan tiga
elemen penting didalamnya ?
1.2.2
Apa itu strategi
bersaing generic porter dan apa resiko didalamnya ?
1.2.3
Apa saja
strategi lain yang bisa diterapkan dalam level bisnis ini?
1.2.4
Bagaimana taktik
bersaing itu ?
1.2.5
Apa pengertian
strategi level fungsional ?
1.2.6
Apa saja saja
strategi yang ada pada level fungsional ?
1.3
Tujuan
Dengan
penulisan makalah ini saya berharap kita dapat mengetahui bagaimana sebenarnya
strategi level bisnis dan fungsional itu, bagaimana penerapannya dan apa saja
aspek-aspek yang ada didalamnya. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan tentang langkah-langkah dalam
strategi perusahaan tentunya semakin berkembang pula bagaimana cara-cara para
pembuat strategi untuk menerapkannya dalam perusahaan. Dengan mengacu dari hal
tersebut saya berharap agar dengan penulisan makalah ini kita dapat mengetahui teknik
bersaing dan apa saja strategi yang ada pada level bisnis dan level fungsional.
1.4
Manfaat
Manfaat
yang akan kita dapat dalam penulisan makalah ini adalah kita bisa mengatahui
apa pengertian dari strategi level bisnis dan level fungsional. Dan juga kita dapat
mengetahui apa saja strategi yang bisa diterapkan untuk mencapai tujuan
perusahaan ataupun organisasi dalam level bisnis dan fungsional. Hal itu sangat
bermanfaat bagi para pembuat strategi untuk menentukan langkah yang tepat
khusunya dalam level bisnis dan fungsional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apa Pengetian strategi level bisnis dan tiga
elemen penting didalamnya ?
Strategi pada
tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat.
Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para
pemegang saham dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh
keuntungan dan mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang maupun jangka
pendek.strategi ini sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke
tingkat yang lebih baik.
Keunggulan
kompetitif perusahaan bergantung pada sistem bisnis yang berkembang sesuai
lingkungan bisnisnya, dan hanya bisa dicapai jika sistem bisnis mampu
menciptakan nilai lebih bagi pembeli. Perusahaan harus mampu menyediakan produk
atau jasa yang lebih sesuai/cocok bagi konsumen dibanding pesaingnya.
PASAR
|
Sistem
Aktivitas
(Rantai
Nilai)
|
Produk
yang Ditawarkan
(Tawaran
Nilai)
|
Basis Sumber daya
|
Gambar
1.1. Komponen Sistem Bisnis yang Menentukan Keunggulan Daya Saing
Waktu kita membahas analisis
internal pada Bab 3, sebenarnya kita sudah menyinggung dua hal sumber daya
saing di atas, yakni sumber daya dan aktivitas. Kita telah melihat bagaimana
sistem aktivitas dalam perusahaan, seperti rantai nilai sangat menentukan
memenangi persaingan. Di bab ini kita akan membahas aspek produk (output) dan
bagaimana kaitannya dengan posisi bisnis serta pemilihan segmen pasar kita.
Tiga elemen dalam
strategi level bisnis diantaranya adalah :
a)
Penawaran
produk
Antara
perusahaan dan lingkungannya, transaksi terjadi dimana perusahaan menyediakan
barang atau jasa untuk klien di pasar. Jika produk dan jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan punya nilai yang lebih tinggi bagi pelanggan daripada
alternatif lainnya, transaksi yang menguntungkan bisa terjadi. Pertanyaan
kuncinya adalah produk mana yang harus dikembangkan dan pasar mana yang harus
dilayani.
Untuk
mengeksplorasi bagaimana bisnis dapat didefinisikan, pertama-tama perlu untuk
menetapkan bagaimana bisnis dibedakan antara ‘industri dan ‘pasar’. Melukiskan
industri, segmentasi pasar, mendefinisikan dan memilih bisnis, dan positioning
dalam bisnis.
b) Sistem Aktivitas
Untuk
dapat benar-benar tahu apa yang ingin dijual, sebuah perusahaan perlu memiliki
suatu sistem kegiatan di tempatnya. Sistem kegiatan adalah serangkaian proses
terpadu penciptaan nilai yang mengarah ke penyediaan produk dan / atau jasa
yang ditawarkan. Apa saja barang yang dibuat atau layanan yang disediakan,
masing-masing perusahaan perlu melakukan sejumlah kegiatan untuk berhasil
memenuhi keinginan pelanggan.
Meskipun sistem aktivitas dapat dibedakan cukup signifikan,
beberapa usaha telah dilakukan untuk mengembangkan taksonomi aktivitas nilai
tambah yang dapat digunakan sebagai kerangka analitis.
c)
Basis sumber
daya
Untuk
melaksanakan kegiatan dan untuk menghasilkan barang dan jasa, perusahaan
membutuhkan sumber daya. Sebuah basis sumber daya perusahaan termasuk semua
yang merupakan pengeluaran organisasi untuk kinerja kegiatan penambahan nilai.Mempertahankan
keunggulan kompetitif /Sebuah perusahaan memiliki keunggulan kompetitif jika
memiliki sarana untuk membedakannya dengan saingan ketika berlomba-lomba untuk
menarik pelanggan. Sebuah keunggulan kompetitif dikatakan berkelanjutan jika tidak
dapat ditiru, digantikan atau terkikis oleh tindakan-tindakan pesaing, dan
tidak dibuat berlebihan oleh perkembangan dalam lingkungan. Kesinambungan
tergantung pada dua faktor utama, kemampuan bertahan kompetitif dan harmoni
lingkungan.
Harus
ada kesesuaian antara organisasi dan lingkungannya. Poin ini sering dinyatakan
dalam bentuk alat analisis klasik SWOT. Kunci kesuksesan adalah keselarasan
dari kedua belah pihak. Namun, menyesuaikan kekuatan internal dan kelemahan
eksternal yaitu peluang dan ancaman sering dibuat frustrasi oleh fakta bahwa
kedua sisi yang berlawanan. Di satu sisi, ini berarti bahwa ada tekanan kuat
untuk beradaptasi dengan perkembangan pasar, di sisi lain, sebuah tekanan kuat
untuk mengeksploitasi kekuatan saat ini. Itu tidak jelas bagaimana tuntutan
adaptasi pasar dan sumber daya dapat dimanfaatkan secara bersamaan, karena
mereka sepertinya menarik perusahaan di arah yang berlawanan diametral.
Perusahaan
perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan pasar dan mereka butuhkan untuk membangun
kekuatan dari basis sumber daya mereka dan aktivitas sistem. Pertanyaan utama
manajer membagi adalah ‘Siapa menyesuaikan kepada siapa’ – Haruskah sebuah
organisasi beradaptasi dengan lingkungannya atau harus berusaha untuk
mengadaptasi lingkungan itu sendiri? Apa yang harus menjadi faktor dominan
mengendalikan sebuah perusahaan, dengan kekuatan atau peluang? Haruskah manajer
mengambil lingkungan sebagai titik awal, pilih posisi pasar yang
menguntungkan dan kemudian membangun basis sumber daya dan sistem aktivitas
yang diperlukan untuk menerapkan pilihan ini? Atau haruskah manajer menentukan
sumber daya organisasi basis sebagai titik awal, memilih dan / atau
menyesuaikan lingkungan agar sesuai dengan kekuatannya?
Perspektif outside-in
Manajer dengan
perspektif outside-in percaya bahwa perusahaan tidak boleh egois,
tetapi harus terus mengambil lingkungan mereka sebagai titik awal ketika
menentukan strategi mereka. Perusahaan-perusahaan yang sukses adalah yang
berorientasi secara eksternal dan market-driven.
Perspektif inside-out
Manajer mengadopsi
perspektif inside-out percaya bahwa strategi tidak boleh dibangun di
sekitar peluang eksternal, tetapi di sekitar kekuatan perusahaan.
Perusahaan-perusahaan sukses adalah yang membangun basis sumber daya yang kuat
selama jangka waktu tertentu, yang memberikan mereka akses ke peluang pasar
dalam jangka menengah dan jangka pendek.
2.2 Apa itu strategi bersaing generic
porter dan apa resiko didalamnya ?
Michael Porter,
punya rumusan populer disebut Porte’s Competitive Strategies, yang lazim di
anut oleh para manajer dalam menentukan strategi bersaingnya. Strategi bersaing
ala Porter ini dikembangkan atas dua pertanyaan mendasar, yaitu:
1. Apakah
kita akan bersaing dengan basis biaya yang rendah sehingga harga juga bisa
rendah, atau kita mencoba membuat diferensiasi pada produk/layanan? Pada yang
kedua ini, diferensiasinya tidak dengan dasar biaya, tapi dengan hal seperti
mutu atau layanan.
2. Apakah
kita akan bersaing secara langsung (head to head) dengan pesaing utama atau
pangsa pasar yang paling diminati dari pasar, atau kita fokus pada ceruk pasar
(niche market), yang relatif kurang diminati tapi merupakan segmen pasar yang
menguntungkan?
Jadi bila
dibilang, ada dua strategi bisnis, yang kemudian dikenal sebagai strategi
generik Porter. Strategi itu adalah Cost Leadership dan differentiation.
Keunggulan Bersaing
|
|
Berbiaya Rendah (Lower Cost)
|
Diferensiasi
|
Gambar 1.2.
Strategi Keunggulan Bersaing Generik Porter
Namun demikian,
perusahaan masih punya pilihan tentang pasar mana yang harus ia layani, ke mana
saja harus mendistribusikan barangnya, dan seperti apa variasi produk yang akan
ditawarkan. Jadi ini persoalan rentang atau keluasan (breadth) dari ruang
lingkupnya bisnis perusahaan.
Michael E.
Porter mempelajari sejumlah organisasi bisnis dan menyatakan bahwa strategi
tingkat bisnis merupakan hasil dari lima tekanan persaingan dalam lingkungan
industri, sebagai berikut:
1. Pendatang
baru yang potensial (potential new entrants). Kebutuhan modal dan skala
ekonomis merupakan contoh dari dua penghalang masuk yang potensial yang dapat
menjaga munculnya pesaing baru
2. Kekuatan
penawaran dari pembeli (bergaining power of buyers). Konsumen yang memiliki
informasi menjadi konsumen yang menguasai. Ketika periklanan dan informasi
pembeli dapat mendidik konsumen mengenai kisaran harga penuh dan pilihan produk
yang tersedia di pasar, pengaruh mereka bagi perusahaan meningkat. hal ini
benar terjadi ketika perusahaan tergantung pada satu atau dua konsumen besar
untuk mayoritas penjualan.
3. Kekuatan
penawaran dari pemasok (bergaining power of suppliers). Konsentrasi dari
pemasok dan ketersediaan pemasok pengganti merupakan faktor-faktor signifikan
dalam menentukan kekuatan pemasok. Pemasok tunggal mesin-mesin bagi perusahaan
pesawat kecil akan memiliki kekuatan yang luar biasa. Faktor-faktor lain
meliputi apakah pemasok dapat bertahan tanpa pembeli tertentu, atau apakah
pembeli dapat mengancam pemasok untuk melakukan produksi sendiri bagi
penyediaan kebutuhan.
4. Ancaman
dari produk-produk subtitusi (threats of subtitute produccts). Kekuatan
produk-produk alternatif dan subtitusi
dapat dipengaruhi oleh perubahan biaya atau tren seperti peningkatan kesadaran kesehatan yang akan membelokkan
loyalitas pembeli terhadap perusahaan
5. Persaingan
di antara para pesaing (rivaly among competitors). Pertarungan dalam perebutan
posisi sering ditunjukkan dengan apa yang disebut Porte sebagai “persaingan pemasangan iklan
(advertising slugfest)”. Persaingan seperti ilustrasi gambar di atas tersebut
dipengaruhi oleh empat kekuatan yang sebelumnya, juga biaya dan diferensiasi
produk.
Pendatatang Baru yang Potensial
|
ancaman
dari
pendatang baru
Persaingan Perusahaan Versus
Pesaing Industri
|
Produk Subtitusi dari Industri Lain
|
pembeli
|
Ancaman dari
kekuatan
Produk-produk
penawaran
Subtitusi dari Pembeli
Kekuatan Penawaran
dari
Pemasok
Pemasok
|
Gambar
1.3.
Lima Kekuatan yang Mempengaruhi Kompetisi Industri
Strategi bersaing pada tingkat bisnis pada generic porter meliputi
beberapa hal diantaranya adalah :
• Kepemimpinan biaya (cost leadership)
• Diferensiasi
• Fokus:
1. Diferensiasi,
startegi yang melibatkan upaya untuk membuat produk-produk atau jasa perusahaan
berbeda dari perusahaan lainnya dalam sebuah industri atau juga ditujukan untuk
pasar yang luas dan melibatkan penciptaan produk atau jasa yang dianggap
memiliki keunikan di satu industri. Dengan menawarkan hal yang berbeda, untuk
pelanggan yang menjadi target pasar-yang sering kali tidak sensitif terhadap
harga-perusahaan juga dapat menerapkan harga yang premium. Perbedaan/keunikan
yang dibuat memang kadang-kadang membuat biaya menjadi tinggi, sehingga
sewajarnya harga yang diterapkan juga semakin tinggi. Starategi diferensiasi
dapat menguntungkan karena konsumen yang ada sangat loyal dan akan membayar
dengan harga tinggi bagi produk yang dimaksud. Tetapi disisi lain, loyalitas
merek bagi sekelompok konsumen akan membuat konsumen tidak mau beralih ke
produk atau perusahaan lain. Ada banyak aspek yang bisa menjadi basis
dirensiasi, seperti fitur, teknologi, citra merek, layanan pelanggan, dan lain
sebagainya. Contoh-contoh produk yang terkenal untuk perusahaan yang telah
mendapatkan keuntungan dari strategi diferensiasi termasuk didalamnya adalah
Nike, Marcedes Benz, Apple Komputer, dan Alat-alat rumah tangga Meytag,
seluruhnya dianggap memiliki perbedaan dalam pasarnya.
2. Kepemimpinan
Biaya, salah satu tipe strategi kompetitif di mana organisasi secara agresif
berupaya memperoleh fasilitas yang efisien, melakukan reduksi biaya, dan
menggunakan pengendalian biaya yang ketat untuk mengahasilkan produk-produk
dengan lebih efisien dibandingkan pesaing. Posisi biaya rendah berarti bahwa
perusahaan dapat memotong harga pesaing dan masih dapat menawarkan kualitas
yang memadai dan memperoleh keuntungan yang layak.
Menjadi
produsen berbiaya rendah menyajikan strategi yang berguna untuk bertahan
melawan lima kekuatan yang disebutkan diatas. Sebagai contoh, perusahaan
berbiaya rendah dan paling efisien ada diposisi terbaik untuk memenangkan
perang harga dan masih dapat meraih
keuntungan. Dan apabila muncul produk-produk subtitusi atau pendatang baru yang
potensial masuk, posisi produsen berbiaya rendah akan lebih baik daripada
pesaing berbiaya tinggi untuk mencegah hilangnya pangsa pasar. Harga rendah
bertindak sebagai pengahalang masuk terhadap pendatang baru dan produk-produk
subtitusi.
3. Fokus,
salah satu tipe strategi kompetitif yang menekankan organisasi berkonsentrasi
pada pasar regional atau kelompok pembeli spesifik. Perusahaan dapat
menggunakan baik pendekatan diferensiasi maupun biaya rendah, tetapi hanya pada
pasar sasaran yang sempit. Misalnya perusahaan fokus pada pendekatan biaya,
ketimbang bersaing langsung, perusahaan memasok peritel modern untuk memasarkan
produk private brand (merek dagang toko). Mutunya yang ditawarkan lumayan, tapi
perusahaan bisa hemat dalam biaya komunikasi (tidak memerlukan biaya komunikasi
yang banyak.
a)
Cost
Leadership
Strategi untuk memimpin pasar dg basis biaya rendah dengan pelanggan luas Perusahaan berfokus
memproduksi barang dan jasa dengan biaya
rendah.
Kriteria
Kunci:
·
Produk yang
“relatif” terstandarisasi
·
Features yang dapat diterima pelanggan
·
Harga
kompetitif terendah
Persyaratan:
Usaha
konstan untuk menekan biaya melalui:
·
Membangun skala fasilitas yang efisien
·
Kontrol
ketat terhadap biaya produksi dan overhead
·
Fasilitas
manufaktur terbaru/modern
·
Penyederhanaan
Proses
·
Minimalisasi
biaya penjualan, R&D dan pelayanan
·
Monitoring biaya aktivitas
yang disediakan oleh outsider
Para manajer
berpikir hati-hati mengenai strategi mana yang akan menghasilkan keunggulan
kompetitif bagi perusahaannya. Karena, pertama, belum tentu strategi yang
dipilih tepat. Kedua, masing-masing strategi memiliki kelemahan tersendiri. Di
samping itu juga, yang jelas, pesaing akan mencoba menirunya bila satu strategi
tertentu berhasil, bahkan bila itu sebuah upaya pembedaan. Keberhasilan sebuah
strategi bersaing, akan menjadi daya tarik bagi pelaku lainnya, terutama bila
memang keberhasilannya menyolok.
2.3
Apa saja strategi lain yang bisa diterapkan dalam
level bisnis ini?
1) Strategi
Adaftif Miles & Snow (1978)
a)
Strategi Prospektor (Prospector)
strategi ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengejar pertumbuhan secara lebih agresif. Strategi ini memungkinkan
untuk dilakukan jika perusahaan mendapati peluang untuk mengembangkan bisnis
kearah yang lebih luas lagi. Mengutamakan keberhasilan dalam berinovasi, Selalu menciptakan produk baru, dan kesempatan pasar
yang baru.
Kekuatan
strategi: kemampuan melihat kondisi, tren, &
situasi lingkungan bisnis yang berubah-ubah dan kemampuan menciptakan produk
baru pada lingkungan yang dinamis Selalu berinovasi, berkembang dan melakukan penelitian Contoh: Program AFI Indosiar.
b) Strategi Bertahan (Defender) strategi ini dilakukan dengan tujuan
untuk mempertahankan agar perusahaan dapat tetap bertahan dalam bisnis yang
sedang dijalankan daripada harus sampai gulung tikar. Ciri-ciri dari strategi
ini adalah :
·
Mementingkan
stabilitas pasar yang menjadi
targetnya.
·
Biasanya memiliki sedikit lini produk dengan
segmen yang sempit.
·
Hanya mempertahankan pasar dibanding
memperluas.
·
Dapat sukses terus, apabila tidak ada perubahan teknologi dan lini
produk yang sempit masih kompetitif.
c) Strategi
Penganalisis (Analyzer) strategi ini merupakan gabungan antara strategi bertahan dan strategi
prospector. Perusahaan menjawab semua peluang-peluang yang ada hanya terbatas
pada beberapa peluang saja.tidak setiap peluang kemudian dijawab dengan
mendirikan usaha baru. Tujuan yang ingin dicapai adalah pertumbuhan pada bisnis
yang sedang dijalankan sambil melakukan minimalisasi resiko.
·
Strategi analisis dan
imitasi
·
Menganalisis ide bisnis baru
sebelum organisasi memasuki bisnis tersebut.
·
Setelah manganalisis dan
yakin, baru terjun ke bisnis tersebut. Contoh: RCTI – Indonesia Idol, TPI – KDI.
d)
Strategi reactor strategi
ini todak memiliki strategi yang konsisten . perusahaan yang melakukan strategi
ini cenderung bersifat reaktif dan menunggu peluang yang ada dan bagaimana
perusahaan lain menjawab peluang tersebut. Biasanya perusahaan dengan strategi
ini kinerjanya tidak terlalu bagus karena tidak memiliki strategi yang tetap.
·
Organisasi yang bereaksi
terhadap perubahan lingkungan.
·
Membuat perubahan apabila
ada tekanan dari lingkungan.
· Banyak yang tidak siap, karena masalah sumber daya &
kapabilitas perusahaan.
2.4
Bagaimana taktik bersaing itu ?
Untuk
mengimplementasikan semua stretegi yang dipilih, perusahaan membutuhkan rencana
operasi tertentu yang merinci lagi tindakan apa yang harus kita jalankan
terkait strategi kita. Taktik adalah sebuah “jembatan” yang menghubungkan perumusan
strategi dengan implementasi strategi. Kita bisa membahas taktik dari sudut
waktu, (kapan sebaiknya kita bersaing) strategi harus kita jalankan atau darai
sudut lokasi pasar (di mana seharusnya kita bersaing).
Taktik “di mana”
kita bersaing berkaitan dengan soal apakah kita akan bersaing secara ofensif
(menyerang) atau defensif (bertahan).
Beberapa pilihan
dari strategi menyerang adalah (Wheelen & Hunger, 2008):
1. Menyerang
secara frontal. Sering juga disebut melawan dengan “head to head”. Perusahaan
menyamakan segala hal dari pesaing, mulai dari harga hingga ke cara-cara
berpromosi. Biasanya strategi ini memiliki risiko membuat pemimpin industri
“bangun”.
Kita menyaksikan banyak
contoh produk-produk yang saling bersaing dengan frontal ini. Salah satu yang
cukup menyolok misalnya adalah persaingan antara produk mie instan Mie Sedap
dengan Indomie.
2. Flanking
manouver. Kadang-kadang perusahaan berusaha menyerang di tempat pesaing lemah.
Misalnya pada bagian pasar tertentu yang kurang dapat perhatian pesaing.
3. Bypass
Attack. Taktik menyerang ini adalah dengan cara membuat “aturan main” yang
berlaku berubah. Artinya perusahaan menawarkan sesuatu yang menjadi standar
baru di industri.
4. Enriclement.
Strategi ini mencoba menyerang perusahaan dengan mencoba melingkupi
produk/pasar pesaing dengan memproduksi variasi produk sangat beragam.
Misalnya, sebuah perusahaan rokok mencoba memproduksi berbagai varian produk.
Misalnya, perusahaan kembang gula memproduksi berbagai jenis produk, mulai dari
yang rasanya berbeda hingga yang paling mahal dan yang paling murah sekaligus.
5. Bergerilya.
Perusahaan menyerang pesaing, tapi tidak begitu signifikan dampaknya (bisa pada
segmen pasar yang tidak diminati), sehingga tidak begitu dirasakan mengganggu
pesaing.
Untuk dapat memiliki
keunggulan bersaing, perusahaan tidak selalu harus bersaing dalam arti
berkompetisi mengalahkan pihak lain. Strategi bekerja sama (cooperative) pun
sebenarnya dapat dilakukan dalam industri dalam rangka meningkatkan daya saing
perusahaan. Dua tipe yang lazim bagi strategi kerja sama ini adalah melakukan:
1. Kolusi,
upaya kerja sama perusahaan-perusahaan dalam industri untuk mengurangi output
dan menaikkan harga dalam rangka mencapai poisisi tawaran dan permintaan yang
ekonomis. Kolusi dapat dilakukan secara nyata lewat pengumuman kerja sama, atau
dapat juga dilakukan secara tidak nyata. Artinya, tidak ada komunikasi langsung
antara perusahaan.
2. Aliansi
strategis merupakan sebuah kemitraan antara dua atau lebih perusahaan atau
bisnis untuk mencapai tujuan yang signifikan dan strategis. Ada banyak alasan
mengapa perusahaan memilih strategi keja sama ini, misalnya;
a. Untuk
memperoleh kapabilitas teknologi
Teknologi kadang-kadang
menjadi kunci keberhasilan sebuah perusahaan. Namun demikian, banyak teknologi
tertentu yang hanya bisa dilakukan oleh persahaan tertentu karena pengalaman
mereka. Karena inilah perusahaan lain merasa aliansi kerja sama perlu
dilakukan.
b. Untuk
memperoleh akses ke pasar tertentu
Memasuki pasar yang
telah dikuasai satu pihak, sering kali bukan perkara yang mudah. Incumbent atau
pihak yang sedang menguasai pasar, biasanya sudah memiliki cengkraman yang kuat
dan sulit untuk dilawan. Misalnya, perusahaan tertentu sudah menguasai
jalur-jalur distribusinya dan sulit untuk ditembus pelaku yang lain.
c. Untuk
mengurangi risiko finansial
Satu bisnis
kadang-kadang menuntut keterlibatan sumber dana yang sangat besar bila harus
didukung sendiri. Dengan aliansi, perusahaan bisa saling membagi risiko,
terutama risiko kerugian finansial.
d. Untuk
mengurangi risiko politik
Kadang-kadang bisnis
memang sulit dipisahkan dengan keputusan-keputusan politik. Untuk inilah
kadang-kadang strategi aliansi dengan mempertimbangkan kepentingan politik
tertentu dapat mengurangi risiko-risiko yang bersifat politis.
e. Untuk
belajar kapabilitas baru
Kapabilitas baru
kadang-kadang hanya memiliki oleh beberapa pihak tertentu saja. Selain karena
dukungan teknologi, bisa saja ini karena unsur pengalaman dan pemebelajaran
yang lama.
2.5
Apa pengertian strategi level fungsional ?
Strategi ini seringkali
dinamakan sebagai strategi langsung hal
ini disebabkan karena perusahaan cenderung melakukan persaingan pada jenis
bisnis tertentu yang sedang dijalankan dan tidak pada tingkatan perusahaan
maupun sektor yang diperdagangkan. Strategi ini merupakan strategi pendukung
dan untuk menunjang suksesnya strategi lain.Ada tiga jenis strategi functional
yaitu:
Ø Strategi functional
ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai
satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan,
pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
Ø Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing,
implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating,
decision making, representing, dan integrating.
decision making, representing, dan integrating.
Ø Strategi isu stratejik,
fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah
diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu
berubah(J.Salusu,p101,1996).
Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang
bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa
mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif
semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal
“kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi ( J. Salusu, p 104, 1996) .
“kesehatan” organisasi dari sudut ekonomi ( J. Salusu, p 104, 1996) .
2.6
Apa saja saja strategi yang ada pada level
fungsional ?
A.
Strategi
di bidang pemasaran
Dalam tataran
strategi, fungsi pemasaran kerap dihubungkan dengan istilah STP (Segmentasi,
Positioning, dan Targeting). Bila diringkas, perumusan strategi fungsi
pemasaran ini dilakukan setelah kita memahami sepertia apa kebutuhan,
keinginan, permintaan dari pasar dengan memerhatikan juga elemen lingkungan
makro, seperti demografi, teknologi, budaya, sosial, dan persaingan.
Secara
sederhana, kita dapat mengatakan segmentasi adalah proses mengidentifikasi
kelompok-kelompok pembeli yang mungkin membutuhkan produk dan bauran pemasaran
tertentu, sekaligus memiliki kemampuan membelinya. Aktivitas STP pada dasarnya
adalah upaya pemasar untuk lebih fokus dengan beberapa kelompok pilihan saja,
bukan kepada keseluruhan pasar. STP mencoba bergerak dari mass marketing menuju
individual marketing. Dalam perjalanan itu, paling tidak ada empat tingkatan
segmentasi, yaitu komponen produk, faktor harga, faktor jalur pemasaran, dan
kegiatan promosi.
Suatu produk
yang dihasilkan oleh perusahaan atau berbagai satuan bisnis didalamnya memang
dimaksudkan untuk dijual di pasaran tertentu pada tingkat harga yang di satu
pihak harus lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkannya,
akan tetapi di pihak lain pada tingkat yang dapat dijangkau oleh para konsumen
produk tersebut. Di samping harga yang terjangkau, faktor selera,
kecenderungan, orientasi, preferensi, dan perilaku para pengguna produk
tersebut harus mendapat perhatian dengan sasaran utama agar para pengguna
produk tersebut “loyal” kepada produk dimaksud dalam arti tetap meminati produk
itu meskipun pesaing meluncurkan produk sejenis atau produk subtitusi yang
manfaatnya relatif sama dengan produk perusahaan. Sedangkan pada faktor harga,
perusahaan dalam menentukan harga jual produk tertentu harus memerhatikan arah
ke mana perhatian ditujukan; apakah pada biaya yang dikeluarkan, ataukah ke
arah tindakan pesaing dalam menentukan harga produk sejenis yang dihasilkannya
ataukah didasarkan pada perkiraan tentang minat para pengguna atas produk
perusahaan. Ada kalanya para pengguna produk tertentu bersedia membayar harga
yang lebih tinggi atas produk tersebut apabila: mereka yakin atas keunggulan
produk itu dibandingkan dengan produk lain yang sejenis, termasuk subtitusinya
yang terdapat di pasaran ataukah keyakinan tersebut dibarengi oleh kepercayaan
yang tinggi pada reputasi perusahaan yang menghasilkannya ataukah ada jaminan
pelayanan purna jual yang dapat diandalkan.
Pada faktor
jalur pemasaran, tidak akan dapat disangkal bahwa pemikiran jalur yang tepat
sangat menentukan bagi keberhasilan pemasaran karena dengan demikian para
pengguna produk dimungkinkan untuk
memperoleh produk tertentu dengan mudah. Hal ini berkaitan dengan
pengembangan pasar atau pengembangan produk sebagai salah satu strategi
bersaing. Strategi pengembangan pasar terkait dengan segala upaya perusahaan
menambah pangsa pasarnya melalui pengembangan pasar sasaran baru, seperti
pengembangan demografis dan geografis. Sedangkan untuk strategi pengembangan
produk, biasanya terkait dengan varian, atau kategori produk yang ingin
ditawarkan. Selanjutnya, setelah kita membahas pengembangan pasar dan produk,
kita membahas mengenai penentuan posisi produk. Penentuan posisi (positioning)
sebuah produk adalah bagaimana sebuah produk dapat dirumuskan secara berbeda
oleh konsumen atsa atribut-atribut yang dianggapnya penting, relatif
dibandingkan dengan produk pesaing.
Sedangkan dalam
kegiatan promosi , dalam dunia bisnis ada ungkapan yang mengatakan bahwa suatu
kegiatan promosi yang berhasil adalah kegiatan yang mampu menggugah naluri
ingin memiliki sesuatu produk tertentu. Kegiatan promosi ini harus
diselenggarakan secara bertanggung jawab. Artinya materi promosi tentang mutu
produk, manfaat produk, harga produk, jasa purna jual, dan fasilitas dalam
perolehan produk harus benar-benar sesuai dengan kenyataan dan konsisten dengan
strategi bisnis yang dianut oleh perusahaan yang bersangkutan.
Dari pembahasan
di muka kiranya terlihat dengan jelas bahwa adanya strategi pemasaran yang
tepat akan sangat mendukung keseluruhan upaya untuk mencapai sasaran
perusahaan, baik dalam arti sasaran jangka pendek, jangka sedang maupun jangka
sedang.
B.
Strategi
Operasi
Strategi operasi
sangat penting dirumuskan dan ditetapkan secara tepat karena strategi tersebut
harus mampu menuntun para manajer yang bersangkutan, yaitu para manajer
operasional, dalam mengambil keputusan mengenai berbagai hal seperti: sifat
dasar dari sistem operasi dalam perusahaan, keseimbangan antara berbagai
masukan dan keluaran, lokasi berlangsungnya kegiatan operasional, rancang
bangun fasilitas kerja, dan perencanaan dan penuyusunan program operasional
yang terjadi dari hari ke hari. Istilah strategi operasi, berlaku untuk
perusahaan manufaktur seperti perusahaan otomotif, tapi juga berlaku
perusahaan-perusahaan pelayanan seperti perbankan atau jaringan ritel modern.
Setiap bisnis memiliki inti produksinya, yaitu proses utama yang mengubah
seluruh bahan baku (input) untuk mengahsilkan produk (output). Proses utama
inilah yang ingin dikelola dengan strategi operasi.
Startegi operasi
yang terkait dengan penanganan input, biasanya fokus pada bagaimana material
yang ada bisa terjamin keberadaannya saat diperlukan dalam proses produksi.
Perusahaan merencanakan pengadaan, apakah itu lewat pemasok yang berbeda-beda
atau satu pemasok tertentu. Jika perusahaan menyertakan pemasok sebagai bagian
dari kesuksesan perusahaan secara keseluruhan, maka perusahaan harus
memaksimalkan potensi yang ada pada pemasok. Untuk ini hubunngan baik perlu
dijaga. Dengan hubungan yang baik ini, kadang-kadang perusahaan bisa
mendapatkan berbagai previlese. Misalnya, perusahaan kita diutamakan untuk
memperoleh bahan baku terlebih dahulu saat terjadinya kelangkaan bahan baku,
atau perusahaan kita dibenarkan untuk menunda pembayaran saat kondisi arus kas
perusahaan kurang baik. Pemasok juga bisa terlibat dalam pemecahan masalah
seandainya terjadi masalah-masalah tertentu dengan barang yang dipasok.
Dalam strategi
operasi ini ada istilah Total Quality Management, di mana proses sebuah
perusahaan untuk menjamin bahwa setiap aspek dari produksi menciptakan mutu
produk. Ada beberapa pengembangan tentang konsep TQM yang dapat kita bahas
sebagai strategi operasi di antaranya adalah: Benchmarking, Continous
Improvement, dan Six Sigma.
Benchmarking
adalah istilah yang dirumuskan sebagai: proses pengukuran yang berkelanjutan
atas prosuk, layanan dan praktik dibandingkan dengan pesaing yang paling kuat
atau yang menjadi pemimpin dalam industri tertentu. Continous Improvement
adalah konsep kebanyakan perusahaan Jepang yang percaya bahwa yang penting dari waktu ke waktu ada
peningkatan, meskipun itu hal-hal yang kecil. Sementara Six Sigma adalah
memperbarui konsep-konsep manajemen mutu. Konsep ini mencoba mengukur seakurat
mungkin, agar proses yang dijalankan sempurna.
Selain
Benchmarking, Continous Improvement, dan Six Sigma, hal yang biasanya terkait
dengan manajemen mutu adalah sistem standar manajemen mutu, yaitu yang dikenal
dengan nama ISO. ISO adalah sebuah sistem standardisasi untuk sistem manajemen
yang dikeluarkan oleh organisasi yang bernama International Organization for
Standardization. Di beri nama “ISO” maksudnya adalah, semua pihak dapat
diharapkan dapat menggunakan sebuah standar yang sama. Standar ISO memang
dibuat untuk produk, bahan baku, atau proses tertentu. Tapi, standar yang
dibuat oleh manajemen ini bersifat generik sehingga bisa diterapkan oleh semua
organisasi dari semua sektor bisnis dengan produk/jasa seperti apa pun.
C.
Strategi
sumber daya manusia
Untuk
menjalankan strategi-strategi yang diputuskan perusahaan, perusahaan
membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai. SDM bertujuan untuk
meningkatkan kinerja opersaional melalui penggunaan substrategi seperti
strategi perencanaan rekrutmen, penyeleksian, pemberian remunerasi, dan perencanaan
jalur karie karyawan, pendidikan, pengembangan keterampilan, peningkatan
partisipasi, dan sebagainya. Pengelolaan manajemen SDM yang baik terbukti dalam
banyak penelitian membuat kinerja organisasi yang tinggi. Karena itu, fungsi
ini harus menjadi pelaku penting dalam kesuksesan organisasi. Dalam pandangan
yang baru ini, beberapa prinsip dikemaukakan, seperti:
1. Semua
manajer pada dasarnya harus menyandang fungsi SDM. Artinya dalam setiap
aktivitasnya, manajer juga memainkan peran dalam merancang pekerjaan,
memotivasi, dan melakukan penilaian kerja karyawan.
2. Organisasi
memandang SDM sebagai satu aset yang bernilai tinggi. Kalau organisasi bisa
mengelola dengan baik SDM-nya, maka organisasi bisa memiliki keunggulan yang
tidak dimiliki oleh organisasi lain.
3. Manajemen
SDM merupakan proses yang menyesuaikan dan mengintegrasikan strategi organisasi
dengan pengelolaan MSDM-nya.
D.
Strategi
di bidang penelitian dan pengembangan
Kegiatan
penelitian dan pengembangan dewasa ini, dan di masa depan, menduduki posisi penting
sebagai suatu bidang fungsional.
Pentingnya posisi dan peranan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam
dunia bisnis dewasa ini jelas terlihat antara lain dari besarnya dana yang
disisihkan oleh berbagai industri dan perusahaan untuk membiayai berbagai
kegiatan penelitian, baik yang sifatnya murni maupun yang terapan. Agar
berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan membuahkan hasil yang mendukung
implementasi strategi induk suatu perusahaan, tiga hal perlu dipertibangkan
dengan matang dalam merumuskan strategi dibidang tersbut, antara lain;
1. Faktor
waktu, kiranya sangat mudah untuk memahami bahwa apabila strategi penelitian
dan pengembangan menuntut kegiatan yang bersifat inovatif, kurun waktu yang
dicakup pada umumnya lebih panjang kerena sesuatu ide-atau bahkan
cita-cita-sangat mungkin memerlukan waktu yang panjang untuk mewujudkannya
supaya mempunyai nilai aplikatif bagi perusahaan yang bersangkutan.
2. Faktor
organisasional, kegiatan penelitian dan pengembangan merupakan kegiatan
penunjang. Artinya, peranannya terletak pada kontribusi yang dapat diberikannya
kepada perusahaan atau berbagai satuan bisnis di dalamnya dalam rangka
penyelenggaraan keseluruhan kegiatan pokok perusahaan tersebut. oleh karena itu
dalam strategi kegiatan penelitian dan pengembangan harus jelas telihat
hubungan antara satuan kerja penyelenggara tgas pokok seperti bagian produksi
dan pemasaran.
3. Sosok
penelitian dan pengembangan, dengan mempertimbangkan sifat hasil penelitian dan
pengembangan yang diharapkan terwujud, penelitian
dan pengembangan dapat menampilkan dua jenis sosok, yaitu yang ofensif, dalam
arti memelopori dan memimpin inovasi dalam industri dalam mana perusahaan
bergerak.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Setiap
organisasi maupun perusahaan selalu mempunyai tingkatan-tingkatan didalam
organisasi perusahaannya. Hal itu membuat adanya tingkatan strategi yan terdiri
dari level korporat, level bisnis, dan level fungsional, yang mana ketiganya
harus dijalankan secara seimbang agar para pembuat strategi dapat mudah menentukan
strategi yang tepat bagi pencapaian perusahaan dalam memenuhi tujuannya.
strategi Level bisnis sendiri berarti strategi yang dimaksudkan
untuk bagaimana
merebut pasaran di tengah masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati
para penguasa, para pengusaha, para pemegang saham dan sebagainya. Didalamnya
terdapat tiga elemen penting yang terdiri dari sistem aktivitas, basis sumber
daya, dan produk yang ditawarkan. Semua itu merupakan hal penting yang harus
diperhatikan pada strategi level bisnis. Begitu halnya dengan strategi level
fungsional yang berarti bahwa srategi
yang dijalankan perusahaan namun cenderung melakukan persaingan pada jenis
bisnis tertentu yang sedang dijalankan dan tidak pada tingkatan perusahaan
maupun sektor yang diperdagangkan. Pada
tingkatan strategi fungsional ada beberapa strategi yan dapat dijalankan
diantaranya adalah, strategi dalam bidang pemasaran, strategi operasi, dan
strategi sumber daya. Dari kesemua strategi tersebut sangatlah wajib hukumnya
bagi perusahaan maupun organisasi untuk melakukanya secara baik agar tujuan
bisa tercapai.
3.2 Saran
Guna
memperlancar kegiatan dalam pencapaian tujuan organisasi maupun perusahaan para
pembuat strategi dalam perusahaan haruslah menerapkan strategi sesuai dengan
tingkatan ataupun level yang telah kita bahas dalam makalah diatas. Kesemua itu
haruslah berjalan beriringan sehingga tidaka ada salah satu yang terabaikan.
Strategi yang dibuat perusahaan haruslah mengacu kepada tingkatannya sehingga
tidak terjadi tumpang tindih yang mengakibatkan gangguan pada proses penjalanan
strategi yang telah dibuat, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Amir,
M. Taufik. (2011). Manajemen Strategik
“Konsep dan Aplikasi”. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Siagian,
Sondang P., (2003). Manajemen Strategik.
Jakarta: PT. Bumi aksara.
Draft,
Richard L., (2002). Manajemen: Edisi Ke
Lima. Jakarta: Erlangga.
Thanks artikelnya bro.
BalasHapussangat membantu.
*oya saran, rapikah lagi tampilan tulisannya.,,he,,
kunjungi juga Blog saya
http://tubaguswahyudi.blogspot.com/