BAB I
JENIS DATA PENELITIAN
Ada banyak faktor yang
harus dipertimbangkan oleh peneliti untuk memilih teknik analisis data. Salah
satu yang wajib dipertimbangkan oleh peneliti adalah berkaitan dengan jenis
data yang ada pada peneliti. Untuk itu
peneliti perlu memiliki pemahaman yang memadai tentang berbagai jenis data.
Pada prinsipnya, ada dua jenis data
penelitian, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah
data yang disajikan dalam bentuk kata, kalimat, gambar, foto, poster, dan
sejenisnya. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Data
kuantitatif juga bisa berasal dari data kualitatif yang diberikan skor. Pernyataan
sikap tentang persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap suatu fenomena sosial yang didapatkan peneliti dari responden
sesungguhnya merupakan data kualitatif. Ketika pernyataan sikap tersebut
kemudian diberikan skor oleh peneliti, maka ia akan menjadi data kuantitatif.
Untuk keperluan analisis data dengan menggunakan teknik analisis statistik, maka
dalam buku ini akan lebih banyak dikaji tentang data kuantitif.
Secara umum data kuantitatif dibagi
menjadi dua, yaitu data diskrit (seringkali juga
disebut sebagai data nominal) dan data kontinum.
Data nominal adalah data yang merepresentasikan suatu kategori. Misalnya data
penelitian yang dicerminkan oleh golongan pria dan wanita, orang desa dan orang
kota,
berpendidikan dan tidak berpendidikan, muslim dan non muslim, mahasiswa PTN dan
PTS; dan sejenisnya. Sedangkan data kontinum adalah data yang didapatkan dari
hasil pengukuran.
Data kontinum dapat berbentuk data ordinal, interval, dan rasio. Data
ordinal biasanya dinyatakan dalam bentuk pemeringkatan, misalnya: data pegawai
menurut golongan kepangkatan, data mahasiswa menurut tingkatan kelas, lahan pertanian
menurut tingkat kesuburan, dan sejenisnya. Data interval adalah data yang
memiliki rentang yang terukur tetapi tidak memiliki nol mutlak. Data-data yang
diperoleh dari hasil tes atau pengukuran biasanya berbentuk data interval.
Misalnya, data tentang skala sikap dan data tentang prestasi belajar mahasiswa
yang ditulis dalam transkrip nilai. Mahasiswa yang tidak lulus ujian mungkin
akan mendapatkan nilai E (dalam bentuk angka ditulis 0). Nilai nol yang
diperoleh mahasiswa sesungguhnya bukan nol mutlak, sebab bisa dijadi nilai nol
tersebut didapatkan setelah mahasiswa hanya mendapatkan skor ujian, misalnya 15
(untuk rentang skor ujian 1 – 100). Sedangkan data ratio adalah data yang jaraknya sama dan memiliki nilai nol
mutlak. Misalnya data tentang pendapatan, berat badan, panjang, dan volume.
Untuk keperluan analisis data
dengan menggunakan teknik statistik tertentu, maka semua data tersebut harus
dinyatakan dalam bentuk angka. Misalnya, sebuah penelitian hendak mengetahui
rerata jumlah mahasiswa tiap angkatan dilihat dari jenis kelamin. Jenis kelamin
dikelompokkan menjadi 2, yaitu pria dan wanita. Pria dan wanita adalah
merupakan contoh data nominal. Untuk keperluan analisis data, pria diberi kode 1 sedangkan wanita diberi kode 2. Perhatikan kata ”kode” yang
menyertai angka tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa angka-angka tersebut bukan
merupakan skor, sehingga kita tidak bisa menyatakan wanita lebih tinggi
daripada pria karena kode untuk wanita adalah 2 sedangkan pria 1.
Mungkin peneliti memiliki data
penelitian dalam bentuk data ordinal. Misalnya, sebuah penelitian hendak
mengetahui rerata tingkat kesuburan lahan pertanian di Jawa Timur. Tingkat
kesuburan dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu tidak subur, sedang, dan subur.
Untuk lahan yang tidak subur diberi skor 1, sedang diberi skor 2, dan subur
diberi skor 3. Angka 1,2, dan 3 tersebut menunjukkan adanya peringkat
kesuburan, oleh karena itu berapa skor yang diperoleh suatu lahan pertanian
akan menggambarkan tingkat kesuburan lahan tersebut. Berbeda dengan data
nominal, dimana angka hanya didudukkan sebagai sebuah kode, dalam data ordinal
besaran angka menunjukkan adanya tingkatan.
Disamping sangat dipengaruhi
oleh jenis hipotesis yang dikembangkan oleh peneliti, jenis data penelitian
tersebut akan sangat mempengaruhi jenis analisis data yang dapat digunakan oleh
peneliti. Bila data penelitian yang dimiliki peneliti adalah data nominal dan
ordinal, seorang peneliti dapat melakukan analisis data dengan menggunakan
teknik statistik non parametrik. Sedangkan apabila data penelitian yang ada
pada peneliti adalah data interval dan rasio, maka teknik analisis data yang
dapat digunakan adalah teknik statistik parametrik.
Beberapa teknik statistik non
parametrik yang lazim digunakan dalam penelitian sosial ekonomi, pendidikan,
dan bidang kesehatan adalah teknik chi kuadrat satu sampel, dua sampel atau lebih dua sampel. Bila peneliti
mengembangkan hipotesis penelitian yang bermaksud untuk mengkomparasikan antara
satu fenomena dengan fenomena lainnya, maka ada banyak teknik statistik non
parametrik yang dapat digunakan oleh peneliti. Pada bab-bab berikutnya dalam
buku ini akan dibahas tentang berbagai teknik statistik tersebut. Sedangkan
teknik statistik parametrik yang lazim digunakan oleh peneliti, terutama para
peneliti muda adalah uji beda (seringkali disebut sebagai uji t, korelasi,
regresi linear sederhana dan ganda, anova satu jalan, anova dua jalan, dan
analisis faktor.
Buku ini akan membahas
bagaimana seorang peneliti melakukan kegiatan analisis data setelah mempertimbangkan
jenis data penelitian yang dimiliki, serta jenis hipotesis penelitian yang
dikembangkan. Untuk keperluan analisis data, sudah banyak perangkat lunak yang
berkembang di pasaran, dan yang paling populer adalah program SPSS for windows.
Saat ini sudah ada program SPSS versi 15, merupakan program dengan versi yang
relatif terbaru. Pada bab-bab berikutnya, akan dibahas bagaimana mengoperasikan
program SPSS versi 15, dan akan dilengkapi pula dengan bagaimana peneliti harus
membaca output hasil analisis data untuk kemudian digunakan sebagai dasar untuk
membuat interpretasi hasil penelitian. Pada setiap bab dilengkapi pula dengan
contoh soal untuk latihan, dengan harapan para pembaca akan tergerak untuk
mempraktekkannya. Melalui contoh-contoh yang ditampilkan dalam buku ini,
diharapkan pembaca juga akan terinspirasi untuk memilih tema-tema penelitian
yang akan dikembangkannya.
BAB II
TES BINOMIAL
Tes Binomial digunakan untuk menguji hipotesis
apabila dalam sebuah populasi terdiri dari
dua kelompok (kelas), datanya berbentuk data nominal
dengan jumlah sampel kecil. Misalnya dua
kelompok atau kelas tersebut adalah kelompok pria dan kelompok wanita, kelompok
orang desa dengan kelompok orang kota, kelompok berpendidikan tinggi dengan
kelompok berpendidikan rendah. Melalui tes binomial, peneliti akan menguji ada tidaknya perbedaan
antara data yang ada dalam populasi dengan data yang ada pada sampel.
Tes
binomial juga dapat dilakukan dengan cara yang lebih simpel, yaitu untuk
membuktikan Ho dilakukan dengan cara
membandingkan nilai proporsi (p) dalam tabel yang didasarkan pada N dan nilai X
terkecil dengan taraf kesalahan yang ditetapkan. Ketentuan
pengujian hipotesisnya adalah apabila koefisien (p=proporsi < a = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Atau sebaliknya, apabila p > a, maka Ho diterima. Ho adalah hipotesis penelitian yang menyatakan
tidak adanya perbedaan data pada sampel dengan data pada populasi.
Contoh Kasus 1:
Misalnya, sebuah konter HP
menjual 2 jenis HP, yaitu Nokia dan Samsung. Perusahaan ingin mengetahui apakah
masyarakat lebih suka Nokia atau Samsung. Berdasarkan 25 anggota sampel yang
dipilih (selected sample) secara
random, ternyata sebanyak 20 orang cenderung memilih Nokia dan 5 orang
cenderung memilih Samsung. Tunjukkan, secara statistik HP merek apa yang lebih
disukai oleh warga masyarakat.
Langkah-langkah
kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:
- Judul Penelitian: ”Kecenderungan Masyarakat Dalam Memilih Merek HP di Kota Jombang”.
- Variabel penelitian: Jenis (merek) HP.
- Rumusan masalah: ”HP merek apakah yang lebih disukai oleh masyarakat Kota Jombang?” (KALIMAT PERTANYAAN?)
- Hipotesis: Ho: ”Tidak ada perbedaan selera masyarakat terhadap merek HP”. Ha: ”Ada perbedaan selera masyarakat terhadap merek HP” (KALIMAT PERNYATAAN, POSITIP (Ha), NEGATIF (Ho).
- Kreteria pengujian hipotesis: Bila p > a, maka Ho diterima, Ha ditolak.
- Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah pertama:
Buka
program SPSS dengan tata cara sebagaimana tampak pada gambar berikut:
Langkah kedua:
Buka “variable view” dan isilah dengan nama
variabel yang relevan.
Langkah ketiga:
Isilah kolom “value” dengan jenis (merek) HP yang
dipilih oleh responden. Klik kolom “value”. Kemudian isikan angka 1 pada kolom
“value label” kemudian ketik “Nokia” pada kolom label. Dengan cara yang sama isikan angka 2 kemudian
ketik “Samsung”, kemudian klik “OK”.
Langkah keempat:
Klik “data view”, kemudian isikan data tentang
jenis HP yang cenderung disukai masyarakat Kota Jombang; yaitu “1” untuk Nokia,
dan “2” untuk Samsung. Lihat tampilan berikut. Jumlah responden ada sebanyak 25
orang, yang memilih Nokia ada sebanyak 20 orang sedangkan yang memilih Samsung
sebanyak 5 orang.
Langkah kelima:
Lakukan kegiatan analisis data dengan langkah-langkah sebagaimana tampak pada
gambar berikut. Klik “analyze” kemudian pilih “nonparametric tests” pilih
“binomial”.
Langkah keenam:
Masukkan variabel “selera” pada kolom “test variable list”.
Langkah ketujuh:
Klik “options”, kemudian klik statistik
descriptive, kemudian klik “continue”, dan dilanjutkan dengan klik “OK”.
Maka didapatkan
hasil perhitungan tes binomial sebagai berikut:
NPAR TEST
/BINOMIAL (.50)= selera
/STATISTICS
DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS.
NPar
Tests
[DataSet0]
Berdasarkan
hasil analisis data maka didapatkan koefisien proporsi (p) sebesar 0,004. Ternyata P = 0,004 lebih kecil dibandingkan
dengan koefisien a=
0,05 (P < a).
Dengan demikian
hipotesis nol yang menyatakan “tidak ada perbedaan selera masyarakat terhadap
merek HP” dinyatakan DITOLAK. Artinya, ada perbedaan selera masyarakat terhadap
merek HP. Masyarakat lebih menyukai merek Nokia daripada merk Samsung. Oleh
karena itu disarankan supaya pengelola konter HP lebih banyak
Kasus
2:
Sebuah
penelitian ingin mengetahui apakah ada perbedaan jenis alat kontrasepsi yang
digunakan oleh pasangan usia subur pada sebuah desa di Kabupaten Jombang. Ada jenis alat kontrasepsi
yang diteliti, yaitu, IUD dan PIL.
Langkah-langkah
kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Judul Penelitian: ”Kecenderungan Keluarga
Pasangan Usia Subur Dalam Menggunakan Alat Kontrasepsi”.
2. Variabel penelitian: Jenis kontrasepsi.
3. Rumusan masalah: ”Apakah ada perbedaan
alat kontrasepsi yang digunakan keluarga pasangan usia subur?”
4. Hipotesis: Ho: ”Tidak ada perbedaan alat
kontrasepsi yang digunakan keluarga pasangan usia subur di Kabupaten Jombang”.
Ha: ”Ada perbedaan alat kontrasepsi yang digunakan keluarga pasangan usia subur
di Kabupaten Jombang”
5. Kreteria pengujian hipotesis: Bila p > a, maka Ho diterima, Ha ditolak.
6. Analisis data dapat dilakukan dengan
menggunakan program SPSS dengan langkah-langkah sebagaimana contoh di atas.
Berikutnya
kemudian lakukan pengujian dengan menggunakan tes binomial, dengan
langkah-langkah sebagaimana tampak pada gambar berikut: Masukkan variabel jenis
kontrasepsi pada kolom test variabel list. Kemudian pilih “options”, klik
“deskriptive”. Lanjutkan dengan klik “continue”, kemudian klik “OK”.
Hasil tes binomial adalah sebagai berikut:
NPAR TEST
/BINOMIAL (.50)= jenis
/STATISTICS
DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS.
NPar
Tests
[DataSet0]
Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan koefisien proporsi sebesar 1,000.
Dengan menggunakan taraf kesalahan a = 0,05, maka P > a. Dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan “tidak
ada perbedaan alat kontrasepsi yang digunakan keluarga pasangan usia subur di
Kabupaten Jombang” dinyatakan diterima. Kesimpulannya adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten Jombang dapat memberikan alat kontrasepsi baik berupa PIL
maupun IUD kepada pasangan usia subur di Kabupaten Jombang.
Soal
untuk latihan:
Sebuah penelitian ingin mengetahui apakah ada perbedaan pilihan orang tua
siswa terhadap terhadap pendidikan anak-anaknya. Ada jenis pendidikan yang
diteliti, yaitu pendidikan umum dan pendidikan berbasis agama. Untuk mengetahui
pilihan pendidikan para orang tua, peneliti memilih secara acak 25 keluarga dan
diwawancarai per telepon, Hasilnya 9 orang memilih pendidikan umum dan 16 orang
memilih pendidikan agama. Analisislah dengan menggunakan tes binomial, apakah
secara statistik ada perbedaan pilihan para orang tua untuk pendidikan
anak-anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar